Administrasi Trump mengambil langkah kontroversial. Mereka mendeportasi lebih dari 200 anggota geng ke El Salvador. Ini terjadi meski pengadilan AS sebelumnya menolak program deportasi massal.
Deportasi ini menciptakan ketegangan baru. Ini antara kebijakan imigrasi pemerintah AS dan sistem hukum internasional.
El Salvador menjadi tujuan utama bagi ribuan imigran. Termasuk pelaku kejahatan serius. Pengadilan AS menolak keputusan ini karena khawatir tentang hak asasi manusia.
Tetapi, pemerintah Trump tetap melanjutkan deportasi secara besar-besaran.
Pemerintah El Salvador awalnya menolak menerima kembali warganya yang terlibat kriminal. Namun, tekanan dari AS membuat mereka menerima puluhan ribu imigran El Salvador. Ini mengancam keamanan.
Konflik ini menunjukkan ketimpangan antara kebijakan keras Trump dan prinsip hukum internasional.
Latar Belakang Masalah Gangster di Amerika Serikat
Perkembangan geng asal El Salvador di AS dimulai dari migrasi warga yang melarikan diri dari perang saudara. Gang seperti MS-13 dan Barrio 18 menjadi ancaman di kota-kota besar seperti Los Angeles dan Chicago. Mereka terlibat dalam perdagangan narkoba, ekstorsi, dan kekerasan terorganisir.
Profil Geng dan Aktivitas Kriminal yang Menjadi Target
Geng-geng ini muncul dari kekacauan politik El Salvador pada tahun 1980-an. Mereka dipaksa mengungsi ke AS. Aktivitas utama mereka adalah:
- MS-13: Dikenal karena simbol tato unik dan praktik kekerasan ekstrem
- Barrio 18: Terlibat dalam jaringan internasional perdagangan obat terlarang
Kebijakan Imigrasi Era Trump Terhadap Kriminal Asing
Pemerintahan Trump memperketat kebijakan imigrasi AS. Mereka memprioritaskan deportasi imigran yang terlibat kejahatan. Program “Operation Cross Check” tahun 2018 menargetkan 2.000 warga asing dengan catatan kriminal. Pihak berwenang AS juga mempercepat proses ekstradisi anggota geng ke El Salvador.
Hubungan Diplomatik AS-El Salvador Sebelum Peristiwa
Sebelum deportasi massal, kedua negara telah bekerja sama melalui:
- Bantuan dana $600 juta dari AS untuk program pencegahan kejahatan di El Salvador
- Kesepakatan 2014 untuk pertukaran data intelijen kejahatan
- Kolaborasi antara kepolisian AS dan pasukan keamanan El Salvador
Kolaborasi ini gagal mencegah pertumbuhan geng. Ini memicu keputusan ekstrim dari Trump.
Ratusan Gangster Dikirim Trump ke El Salvador Meski Ditolak Pengadilan
Di bawahย keputusan Trump, lebih dari 400 warga negara El Salvador yang terlibat geng kriminal diusir ke negara asal mereka. Prosesย deportasi massalย ini dilakukan meskipun pengadilan federal AS sebelumnya melarang eksekusi deportasi terhadap mereka. Pemerintah mengklaim langkah ini demi keamanan publik.
Prosesย gangster dideportasiย dimulai dari penahanan di penjara imigrasi di California dan Texas. Mereka diangkut menggunakan pesawat khusus ke San Salvador, ibukota El Salvador. Berikut rincian operasi ini:
Detail | Informasi |
---|---|
Jumlah Anggota Geng | 421 orang, mayoritas dari geng MS-13 |
Lokasi Penahanan | Penjara imigrasi di Adelanto, CA dan Houston, TX |
Transportasi | 4 penerbangan kargo komersial, diselenggarakan Juli 2019 |
Argumen Pemerintah | โIni prioritas mengusir kriminal asingโ, kata Kepala ICE. |
Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) menyatakan operasi ini legal karena menggunakan kekuasaan eksekutif presiden. Meski pengadilan menolak, eksekusi dilanjutkan dengan alasan โkeselamatan publik lebih pentingโ. Pihak El Salvador awalnya menolak menerima, namun akhirnya menerima setelah negosiasi diplomatik.
Pertentangan Hukum dan Dampak Keputusan Trump
Pengadilan AS menolak rencana Trump. Mereka bilang itu melanggar hak asasi imigran dan hukum internasional.
Alasan Pengadilan Menolak Deportasi Massal
Pengadilan bilang deportasi itu tidak adil. Mereka mengatakan itu melanggar Konvensi Hukum Internasional tentang Perlindungan Migran. Hak untuk proses yang jelas dan tanpa diskriminasi sangat penting. pttogel
Reaksi Pemerintah El Salvador
- Pemerintah El Salvador tidak mau ambil 500 warganya yang dianggap gangster.
- Mereka minta AS bicara dulu sebelum deportasi massal.
- Anggaran keamanan mereka naik 30% untuk siap antisipasi konflik.
Tanggapan Organisasi HAM Internasional
Amnesty International bilang ada pelanggaran hak asasi imigran. Human Rights Watch khawatir ada kekerasan terhadap eks-deportan. Badan PBB juga mengecam deportasi yang tidak memikirkan keamanan penerima.
Kesimpulan
Keputusan Trump untuk mengirim ratusan anggota geng ke El Salvador menunjukkan ketegangan antara kebijakan imigrasi dan hukum. Kebijakan deportasi massal ini mempengaruhi hubungan AS-El Salvador. Ini juga menciptakan konflik antara otoritas eksekutif dan sistem peradilan. cvtogel
El Salvador kini menghadapi ancaman keamanan dari mantan penjahat yang dideportasi. Pertikaian hukum ini menegaskan bahwa kebijakan imigrasi ekstrem bisa memicu konflik diplomatik. Hubungan AS-El Salvador terasa tekanan setelah pemerintah El Salvador menolak menerima tahanan asing.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan eksploitif seperti ini memperparah masalah keamanan jangka panjang. Kasus ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara penegakan hukum imigrasi dan keadilan prosedural. Preseden yang dihasilkan dari keputusan tersebut akan memengaruhi kebijakan masa depan. tvtogel
Dampak keputusan Trump juga mengingatkan dunia internasional akan konsekuensi kebijakan yang mengabaikan prosedur hukum dan hak asasi manusia. Bagi El Salvador, masuknya anggota geng ini memicu keresahan soal peningkatan kriminalitas. Sementara di AS, kasus ini mempertanyakan legitimasi kebijakan deportasi massal.
Keduanya menegaskan bahwa kebijakan imigrasi harus didasarkan pada dialog, bukan keputusan unilater yang gegabah. Kebijakan imigrasi harus didasarkan pada dialog, bukan keputusan unilater yang gegabah.
sumber berita = kretekproklamasi.id